A. Putik (Pistillum)
Gambar 13 Putik (Pistillum)
Putik merupakan alat kelamin betina yang
salah satu bagiannya mengandung sel telur. Putik tersusun dari daun-daun yang
telah mengalami metamorfosis. Daun-daun penyusun putik disebut daun buah (carpellum),
dan daun-daun buah yang menyusun keseluruhan putik disebut gynaeceium. Putik
dapat dibedakan bagian-bagiannya yaitu:
1. Bakal buah (ovarium)
Bakal buah adalah bagian putik yang membesar, terletak pada bagian tengah
bunga, di dalamnya terdapat calon biji dan bakal biji (ovulum),
bagian yang mendukung bakal biji, disebut dengan tembuni (Placenta). Menurut
letaknya terhadap dasar bunga, bakal buah dapat dibagi menjadi:
a. Bakal buah menumpang (superus) jika bakal buah
duduk di atas dasar bunga, sehingga bakal buah lebih tinggi, atau bahkan lebih
rendah dari pada tepi dasar bunga, kita dapat menjumpai dasar bunga seperti ini
pada bunga yang berdasar cembug, rata atau cekung dangkal seperti cawan.
b. Bakal buah setengah tenggelam (hemi inferus), jika bakal
buah duduk pada dasar bunga yang cekung, tempat duduk bakal buah selalu lebih
rendanh dari pada tepi dasar bunga, dapat dijumpai pada bunga berdasar mangkuk
atau piala.
c. Bakal buah tenggelam (inferus), jika seluruh bagian
samping bakal buah berlekatan dengan dasar bunga yang berbentuk mangkuk atau
piala.
Jika bakal buah terdiri atas beberapa daun buah yang berlekatan satu sama
lain, maka bakal buahnya dinamakan Senokarp (pistillum
coenocarpum). Jika perlekatan daun-daun buah itu hanya merupakan satu putik
dengan satu ruang saja disebut parakarp (pistillum
pericarpum), jika dari perlekatan daun-daun buah terbentuk putik dengan
jum;ah ruang yang sesuai dengan jumlah daun buahnya, maka dinamakan sinkarp (pistillum
syncarpum).
Berdasrkan jumlah ruang yang terdapat dalam bakal buah, bakal buah dapat
dibedakan menjadi :
a. Bakal buah beruang satu (unilocularis); bakal buah
yang beruang satu dapat tersusun atas satu daun buah saja, misalnya pada bunga
tumbuhan berbuah polong, dapat juga tersusun atas lebih dari satu daun buah,
misalnya pada bunga pepaya (Carica papaya L.).
b. Bakal buah beruang dua (bilocularis), bakal buah ini
tersusun atas dua daun buah, misalnya pada kubis dan tanaman sejenisnya.
c. Bakal buah beruang tiga (trilocularis), bakal buah ini
terjadi dari tiga daun buah yang tepinya melipat ke dalam dan berlekatan,
misalnya pada tanaman dari suku getah getahan (Euphorbiaceae).
d. Bakal buah beruang banyak (multilocularis), bakal buah
tersusun atas banyak daun buah yang berlekatan dan membentuk banyak sekat, misalnya
pada durian (Durio zibethinus Murr.).
Sekat yang membagi bakal buah menjadi beberapa ruang dapat dibedakan
dalam:
a. Sekat yang sempurna (septum completus), jika
sekat ini benar-benar membagi bakal buah menjadi lebih dari pada satu ruang dan
ruang-ruang yang terjadi tidak lagi mempunyai hubungan satu sama lain. Berdasarkan
asalnya sekat, sekat yang sempurna dibedakan menjadi :
1) Sekat asli (septum), jika sekat ini
berasal dari sebagian daun buah yang melipat kedalam yang lalu berubah menjadi
sekat, misalnya pada durian(Durio zibethinus Murr.)
2) Sekat semu (septum spurius), jika sekat
tadi bukan merupakan bagian daun buah, tetapi terdiri atas suatu jaringan yang
terbentuk oleh dinding bakal buah. Misalnya pada bunga kecubung (Datura
metel L.).
b. Sekat yang tidak sempurna (septum incompletus),
yaitu sekat yang membagi bakal buah menjadi beberpa ruang, tetapi ruang
tersebut masih ada hubungannya satu sama lain.
Tembuni (Placenta)
Calon biji atau bakal biji dalam bakal buah terdapat pada bagian khusus
yang menjadi pendukung bakal biji tadi, bagian bakal buah yang menjadi
pendukung bakal biji dinamakan tembuni (Placenta). Menurut
letaknya, tembuni dibedakan menjadi :
a. Marginal (marginalis), letaknya pada
tepi daun buah.
b. Laminal (laminalis), letaknya pada helaian
daun buah.
Untuk bakal buah yang hanya terdiri atas satu ruang, maka kemungkinan letak
tembuninya adalah :
a. Parietal (parietalis), pada dinding
bakal buah, dapat dibedakan lagi dalam dua macam, yaitu : pada dinding
ditepi daun buah (parietalis-marginalis),pada dinding di
helaian daun buah (parietalis-laminalis).
b. Sentral (centralis atau axilis), yaitu
dipusat atau di poros, bila tembuni terdapat ditengah-tengah rongga bakal
buah yang beruang satu, biasanya berbentuk buluh atau silinder dengan
bakal-bakal bijinya menghadap kesemua jurusan (menghadap ke arah dinding bakal
buah).
c.
Aksilar (axillaris), yaitu disudut tengah, bila tembuni terdapat pada
bakal buah yang beruang lebih daripada dua dan tembuni tadi terdapat dalam
sudut pertemuan daun-daun buah yang melipat kedalam dan merupakan sekat-sekat
bakal buah
Bakal biji(Ovulum)
Adapun bagian-bagian dari bakal biji antara lain sebagai berikut :
a. Kulit bakal biji (integumentum), lapisan bakal
biji yang paling luar, yang kelah akan menjadi kulit biji. Bakal biji dapat
mempunyai satu atau daua kulit bakal biji.
b. Badan bakal biji tau nuselus (nucellus), yaitu jaringan
yang diselubungi oleh kulit bakal biji tadi.
c. Kandung lembaga (saccus embryonalis), sebauh
sel di dalam nuselus yang mengandung sel telur (ovum), dan ketika telah
terjadi pembuahan akan menjadi lembaga (embryo).
d. Liang bakal biji (micropyle), yaitu suatu liang
pada kulit bakal biji, yang menjadi jalan inti kelamin jantan yang berasal dari
buluh serbuk sari untuk dapat bertemu dengan sel telur yang terdapat dalam
kandung lembaga, sehingga berlangsung pembuahan.
e. Tali pusar (funiculus), pendukung bakal
biji, yang menghubungkan bakal biji dengan tembuni.
Mengenai letak bakal biji pada tumbuhan dapat dibedakan menjadi lima
posisi, yaitu sebagai berikut :
a. Tegak (atropus), yaitu jika liang bakal biji letaknya pada sutu
garis dengantali pusar (funiculus) pada arah yang
berlawanan.
b. Mengangguk (anatropus), jika laing bakal
biji sejajajr dengan dengan tali pusar, karena tali pusarnya membengkok,
sehingga liang bakal biji berputar 1800.
c. Bengkok (campylotropus), bila tali pusar dan bakal bijinya sendiri
membengkok, sehingga liang bakal biji kedudukan seperti bakal biji yang
mengangguk.
d. Setengah mengangguk (hemitropus, hemianatropus),
jika hanya ujung tali pusarnya yang membengkok, sehingga tali pusar dengan
liang bakal biji membuat sudut 900 satu sama lain.
e. Melipat (camtotropus), jika tali pusar tetap lurus, tetapi bakal
bij9inya sendiri melipat, sehingga liang bakal biji menjadi sejajar pula dengan
tali pusarnya.
2. Tangkai kepala putik (stylus)
Tangkai kepala putik merupakan bagian putik
yang biasanya berbentuk benang dan merupakan lanjutan bakal buah ke
atas.tangkai kepala putik juga merupakan suatu bagian daun buah. Tangkai kepala
putik berbentuk benang atau buluh yang dalamnya berongga, mempunyai saluran
tangkai kepala putik (conalis stynilus) atau tidak.
Tangkai kepala putik ada yang bercabang dan
ada yang tidak, dan jika bercabang, tiap ujung cabang tangkai kepala putik itu
mendukung satu kepala putik, jadi pada tangkai kepala putik yang bercabang
terdapat lebih banyak kepala putik dibanding tangkai kepala putiknya.
Jika
dibandingkan dengan tangkai sari, tangkai kepala putik ada yang lebih panjang,
ada yang sama panjang, dan ada pula yang lebih pendek daripada tangkai sarinya.
3. Kepala putik (stigma)
Kepala putik adalah bagian putik yang paling atas, yang terdapat pada ujung
tangkai kepala putik. Bagian ini berguna untuk menangkap serbuk sari, jadi
memiliki peranan penting dalam penyerbukan. Oleh karena itu bentuk dan sifatnya
disesuaikan pula dengan fungsinya untuk menangkap serbuk sari tadi. Jika kepala
putik sudah siap untuk diserbuki, maka biasanya berperekat, dan dengan demikian
serbuk sari yang oleh karena sesuatu sebab jatuh padanya, tidak akan terlepas
lagi. Bentuk kepala putik amat beraneka ragam, biasanya disesuaikan dengan cara
penyerbukannya pada bunga yang bersangkutan:
a. Seperti benang, misalnya pada buah jagung (Zea mays)
b. Seperti bulu ayam, pada bunga padi (Oryza sativa)
c. Seperti bulu-bulu, pada bunga kecipir (Psophocarpus tetragonolobus)
d. Bulat, pada bunga jeruk (Citrus sp).
e. Bermacam-macam bentuk lain lagi, misalnya seperti bibir, seperti cawan,
serupa daun mahkota, dst.
B. Kelenjar Madu (Nectarium)
Berbagai jenis tumbuhan
mempunyai bunga yang menghasilkan madu dan oleh karenanya bunga itu lalu
mendapat kunjungan berbagai macam binatang (serangga,burung,kelelawar) untuk
mendapatkan madu. Bunga yang dikunjungi binatang itu umumnya bunga yang sudah
siap untuk diserbuki ,baik kepala sari,maupun kepala putiknya sudah masak untuk
mselakukan tugasnya.Dalam kunjungannya pada bunga untuk mencari makan,pada
binatang tadi akan melekat sebuk-serbuk sari,yang pada kunjungannya pada bunga
lain serbuk yang terbawa itu pada kemungkinan menyentuh kepala putik dan dengan
demikian terjadilah penyerbukan.
Dapat kita ketahui bahwa madu/nectar yang dihasilkan
oleh bunga bagi tumbuhannya sendiri mempunyai arti yang penting yaitu
menyebabkan adanya kunjungan binatang yang dapat menjadi perantara dalam proses
penyerbukan dan dengan itu ikut memainkan peranan dalam memnjamim terjadinya
keturunan baru yang seterusnya akan menjamin kelestarian jenis tumbuhan itu
siatas bumi ini.
Madu yang terdapat pada bunga biasanya
dihasilkan oleh kelenjar madu/nectarium yang berdasarkan asalnya dapat
dibedakan dalam
a. Kelenjar madu yang merupakn suatu bagian khusus / suatu alat tambahan pada
bunga.
b. Kelenjar madu yang terjadi dari salah satu bagian bunga yang telah mengalami
metamorfosis dan telah berubah pula tugasnya.
Mengenai bentuk dan tempatnya pada bunga pun
amat bermaca-macam seperti:
a. Subang diatas bakal buah dan melingkari tangkai kepala putik misalnya pada
bunga jeruk (Citrus sp).
b. Seperti cakram pada dasar bunga,di sebelah bawah bakal buah
Kelenjar madu yang merupakan metamorfosis salah satu bagian bunnga dapat
berasal dari:
a. Daun mahkota
b. Benang sari
c. Bagian lain pada bunga
DAFTAR PUSTAKA
Rosanti, Dewi. 2013. Morfologi Tumbuhan. Jakarta: Erlangga.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2009. Morfologi Tumbuhan.
Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press.
0 komentar:
Posting Komentar